Rabu, 24 Oktober 2012

Keistimewaan Bulan DzulHijjah

Menguak Misteri Dunia: Keistimewaan Bulan DzulHijjah.

Kini kita telah memasuki bulan Dzulhijjah, dimana kaum muslimin melaksanakan rukun islam yang ke 5, Haji bagi yang mampu. Hal ini lah yang membuat bulan ini begitu istimewa. Disamping itu, ada beberapa hal yang membuat bulan Dzulhijjah ini begitu Istimewa bak halnya bulan suci Ramadhan, Yaitu:

       1.   Terdapat kewajiban “haji” yang merupakan amalan teristimewa

            Ibadah haji dapat dikatakan puncak dari pengalaman rohani seorang muslim karena dalam haji, seseorang juga melaksanakan ibadah-ibadah lainnya seperti sholat, puasa, zakat (berupa kurban), mengaji, berdzikir, dan sebagainya. Haji yang mabrur sama halnya dengan berjihad di jalan Allah, seperti disabdakan Rasulullah S.A.W. dalam hadits-nya:
“Dari Abu Hurairah Ra. ia berkata: Rasulullah SAW ditanya: “Amal ibadah apakah yang paling utama?” Beliau bersabda: “Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Dikatakan (kepadanya): “Kemudian apa?” Beliau bersabda: “Jihad di jalan Allah.” Dikatakan (kepadanya): “Kemudian apa?” Beliau bersabda: “Haji yang mabrur.” ( HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits riwayat Bukhari lainnya, dikatakan:
“Dari Aisyah Ra ia berkata, aku bertutur: ‘Ya Rasulullah kami melihat bahwasanya berjihad adalah amal ibadah yang paling utama, apakah kami (para wanita) tidak berjihad? Maka beliau bersabda: ‘Bagi kalian (kaum wanita), jihad yang paling utama adalah haji mabrur’.”
            Jadi, andaikata bagaimana bilapun –hihihi, lebaaay!!!- kita meninggal disaat menjalankan ibadah Haji karena Allah jika hajinya tergolong mabrur ia mati dalam keadaan syahid seperti orang-orang yang mati saat beperang membela agama Allah. Mabrur itu sendiri didefinisikan sebagai kondisi ketika seorang yang telah berstatus haji menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, bersedia meninggalkan segala bid’ah yang dikerjakan masyarakat pada umumnya, dan tidak mengulangi perbuatan maksiat yang pernah dilakukannya.Status mabrur ini juga termasuk prakondisi bahwa biaya yang digunakan untuk pergi haji haruslah berasal dari usaha yang halal.

2.      Sepuluh hari pertama adalah hari-hari terbaik sepanjang tahun.

Sepuluh hari pertama adalah hari-hari terbaik sepanjang tahun.maka amal baik apa saja yang dikerjakan pada masa-masa ini menjadi amal yang sangat dicintai Allah, bahkan lebih daripada jihad. Kita sudah bisa melihat dari ibadah haji yang memang jatuh pada waktu-waktu ini, kemudian puasa “Arafah” yang jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah, lalu ada pula hari raya Idul Adha saat para hewan kurban ‘mati syahid’ jatuh pada tanggal 10 bulan ini. Namun, ternyata bukan karena itu saja sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah menjadi spesial, Imam Al Bukhari telah meriwayatkan hadits dari Ibnu Abbas r.a. dari Rasulullah SAW, bahwa beliau bersabda:
“Tidaklah ada amal yang lebih utama daripada amal-amal yang dikerjakan pada sepuluh hari Dzulhijjah ini.” Lalu para sahabat bertanya, “Tidak juga Jihad?” Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam menjawab,”Tidak juga Jihad, kecuali seseorang yang keluar (untuk berjihad) sambil mempertaruhkan diri (jiwa) dan hartanya,lalu kembali tanpa membawa sesuatupun.” (HR. Bukhari)
Amalan-amalan yang dianjurkan dalam hari-hari ini antara lain:
  • memperbanyak takbir, tahlil, tahmid, dan dzikir
  • memperbanyak sholat sunnah
  • berpuasa ‘Arafah
  • berqurban

3. Puasa “Arafah” yang bisa menghapus dosa dua tahun

“Puasa Arafah menghapus dosa-dosa (kecil) setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim).
Mungkin banyak dari Anda yang sudah pernah atau bahkan sering kedenger dengan hadits di atas. Arafah merupakan tempat yang sangat penting pada musim ibadah haji, dimana di Arafah sana jamaah haji harus melakukan wukuf, yang merupakan rukun haji.
Tanpa melakukan wukuf di Arafah, maka hajinya tidak sah.
Keadaan di Arafah ini merupakan replika di Padang Mahsyar saat manusia dibangkitkan kembali dari kematiaan oelh Allah SWT. Saat itu semua manusia sama di hadapan-Nya, yang membedakan hanyalah kualitas iman.
Keistimewaan Puasa Arafah adalah:
1.      Allah SWT mengampuni dosa-dosanya selama dua tahun, tahun lalu dan yang akan datang.
2.      Allah SWT menjaganya untuk tidak berbuat dosa selama dua tahun
3.      Pembebasan dari api neraka nanti.
Adapun pada tahun pertama, maka dosa-dosanya akan diampuni.
Sebagian ulama berpendapat bahwa bila seseorang yang melakukan maksiat pada tahun itu, maka Allah SWT akan menjadikan puasa di hari Arafah yang ia lakukan di tahun lalu akan sebagai penghapus dosa, sebagaimana ia menjadi penghapus dosa di tahun sebelumnya. Sungguh besar sekali keistimewaan puasa Arafah ini.

4. “Berqurban” merupakan amalan yang paling dicintai Allah pada hari Nahr atau Idul Adha


Sabda  Rasulullah berikut ini:
“Tidak ada suatu amalan yang paling dicintai Allah dari bani Adam ketika hari raya Idul Adha selain menyembelih hewan qurban”. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan hakim)
Beruntunglah kita yang masih bisa berqurban, baik atas nama pribadi maupun keluarga. Menyembelih hewan qurban pada hari Idul Adha adalah amal shalih yang paling utama, lebih utama dari pada sedekah yang senilai atau harga hewan qurban atau bahkan sedekah yang lebih banyak dari pada nilai hewan qurban. Karena maksud terpenting dalam berqurban adalah mendekatkan diri kepada Allah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 
“Tidak ada amal yang lebih utama pada hari-hari (tasyriq) ini selain berkurban.” Para sahabat berkata, “Tidak juga jihad?” Beliau menjawab: “Tidak juga jihad. Kecuali seseorang yang keluar dari rumahnya dengan mengorbankan diri dan hartanya (di jalan Allah), lalu dia tidak kembali lagi”  (HR Bukhari).

Sedemikian agungnya syariat qurban, sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Barangsiapa yang berkelapangan (harta) namun tidak mau berqurban maka jangan sekali-kali mendekati tempat shalat kami” (HR Ibnu Majah & Al-Hakim, dihasankan oleh Syaikh Albani).

Yakinlah, bagi mereka yang berqurban, Allah akan segera memberikan ganti biaya qurban yang dia keluarkan. Karena setiap pagi Allah mengutus dua malaikat. 
Malaikat yang pertama berdoa: “Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak,” sedangkan malaikat yang kedua berdoa: “Ya Allah, berikanlah kehancuran bagi orang pelit yang menahan hartanya” (HR Bukhari & Muslim).

Sesungguhnya Allah
'Azza wa Jalla mensyariatkan ‘udhiyah (berkorban) sebagai sarana untuk bertaqarrub kepada-Nya dan sebagai kemurahan untuk umat manusia pada hari raya. Allah telah memerintahkan kepada bapak para Nabi, Ibrahim 'alaihis salam supaya menyembelih anaknya, Ismail. Lalu beliau menyambut perintah Allah tadi tanpa ragu. Karenanya Allah Ta’ala memberikan ganti dari langit sebagai tebusan bagi anaknya, “Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS. Al-Shafat: 107).

Sejak saat itulah, umat manusia menyembelih hewan ternak dalam rangka melaksanakan perintah Allah dengan mengalirkan darah. Dan berkurban merupakan amal ketaatan yang sangat utama.
             
Semoga Allah berkenan untuk mempertemukan kita semua dengan bulan Dzulhijjah dan memberikan kemudahan bagi kita untuk dapat melaksanakan rangkaian ibadah pada bulan tersebut, sebagai ungkapan syukur kita atas karunia-Nya. Aamiin.

 sumber:
http://hikmahteladan.blogspot.com/2011/11/keistimewaan-puasa-arafah.html
http://egadioniputri.wordpress.com

Related Posts: Keistimewaan Bulan DzulHijjah

Tidak ada komentar: Keistimewaan Bulan DzulHijjah

Popular Posts
Advertiser